Senin, 13 April 2015

MENGAPA PESANTREN AL-BADAR



        Nama “Pesantren Al-Badar” diambil dari kisah perang Badar. Sebagai harapan kejayaan dan kemenangan umat Islam masa depan yang gemilang, seperti kemenangan perjuangan Rasulullah diperang Badar.
“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya”. QS. Ali Imran (3):123).
            Badar adalah tempat pertempuran pasukan kaum muslimin dengan kaum musyrikin, terletak antara Mekah dan Madinah dimana terdapat mata air.
            Pada saat perang Badar, kaum muslimin masih sedikit dan lemah, perlengkapan perangpun sangat terbatas, namun peperangan dimenangkan oleh kaum muslimin, karena sebelumnya mereka telah dididik oleh Rasulullah saw. Pada perang Badar kaum musyrikin kalah, kucar-kacir dan mati terbunuh, sedangkan kaum muslimin mendapat kemenangan yang gemilang.
            Adapun mata air di Badar menggambarkan sumber kehidupan umat Islam, demikian halnya Pesantren Al-Badar sebagai tempat menggali ilmu pengetahuan ke-Islaman, diharapkan mampu memberikan nilai-nilai kihidupan yang lebih baik, untuk meraih  kehidupan sejahtera dan bahagia dunia akherat.
            Pesantren Al-Badar selama kurang lebih dua tahun di cerca-maki, di ejek, dicemoohkan, dihina, diintimidasi, difitnah, diserang orang, pimpinannya mau dibunuh, santrinya akan diusir, pengikutnya diteror dan diancam akan dikucilkan dari masyarakat, bahkan pesantrennya akan ditutup oleh sekelompok orang, namun pesantren Al-Badar  sampai saat ini masih tetap eksis dan berkembang, bagaikan kemenangan kaum muslimin diperang Badar

        Nama “Pesantren Al-Badar” diambil dari nama pendirinya Badruddin Hasyim Subky. Badruddin kecil oleh Al-Marhum Kyai Ukar Suqrawardi dan oleh kedua orang tua serta orang-orang semasanya sering dipanggil “Badru” (Badar) yang artinya “bulan pernama”. Badru panggilan nama Badruddin masa kecil diharapkan agar dikemudian hari dapat memberi manfaat bagi umat manusia. Harapan orang tuanya kepada nama Badru (bulan purnama) kemudian dibadikan menjadi nama Pesantren Al-Badar.

Mudah-mudahan pesantren Al-Badar dapat memberi cahaya yang menerangi kehidupan umat manusia bagaikan bulan purnama yang menerangi di malam gelap gulita.
       Nama “Pesantren Al-Badar” diambil dari kampung kelahiran pendiri pesantren ini, yaitu kampung Banar, sebuah kampung terpencil di Desa/Kec. Nanggung Kab. Bogor. Kampung Banar pada masa peralihan kekuasaan dari penjajah Belanda dan Jepang telah dijadikan pusat pertahanan bangsa Indonesia dari perlawanana tentara penjajahan (Belanda & Jepang). Pasukan Hizbullah dan tentara PETA (pembela tanah air RI) sering berhadapan dengan pihak tentara Jepang di kampung Banar. Itulah sebabnya kampung tempat pertempuran itu disebut kampung Banar (Baca Benar atau Badar).
      Kata “Banar” (basa Sunda “bener”) mungkin berasal dari bahasa Arab dan bahasa Indonesia, yaitu kata “Banar” sebagai peralihan dari kata “Badar” atau kata “Benar”.
A. Dialek dan ejahan dari bahasa Arab, kata “Badar” menjadi kata “Banar” dalam basa sunda”, dapat terjadi karena mengubah huruf “d” menjadi “huruf “n”.  Maka jadilah kata “Badar” berbunyi “Banar”. 

B. Dialek dan ejahan dari bahasa Indonesia kata “Benar”  menjadi kata “Banar” dalam basa sunda, karena huruf  “e” pada kata “Benar” (bahasa Indonesia) dirubah dengan huruf “a” kata “Banar” (basa sunda). Maka jadilah kata “Benar” berbunyi “Banar”.  
            Kata-kata “Benar” (dengan huruf “e’) kemudian menjadi kata “Banar” (dengan huruf “a”) dalam bahasa Arab disebut “Al-haq” yaitu benar.  Sedangkan kata “Badar” (dengan huruf “d”) kemudian menjadi kata “Banar” (dengan huruf “n”) dua-duanya mengandung arti sama, yaitu dua daerah yang telah dijadikan tempat pertempuran. Badar yang ada diantara kota Mekah dan Madinah adalah tempat pertempuran anatra kaum muslimin dengan kaum musyrikin, sedangkan Banar yang ada diantara gunung Halimun dan Gunung Salak adalah tempat pertempuran antara bangsa Indonesia dengan tentara penjajah Belanda dan Nicca.
            Semoga kata Badar, Banar, Benar (Bener) setelah menjadi pesantren al-Badar menjadi rangkaian kenyataan dan mengukir sejarah pendidikan di Indonesia dalam mengembangkan agama Allah swt.  Semoga Pesantren al-Badar senantiasa mendapat pertolongan Allah SWT sebagaimana kaum muslimin diperang Badar. Semoga Pesantren Al-Badar senantiasa membela kebenaran (al-Haq) dan dapat menyinari umat manusia di sa’at terjajah oleh sistem jahiliyah dan  terpuruk dengan berbagai kedhaliman. Semoga Pesantren Al-Badar dapat menyinari umat manusia, sebagaimana bulan purnama yang dapat menyinari bumi di malam gelap gulita.  Firman Allah swt

Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir pelindung-pelindungnya ialah syaitan. Sedangkan orang-orang kafir dan setan mengeluarkan manusia daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.(QS.Al-Baqarah (2): 157).   Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar