A. Muqaddimah
Pendidikan
Islam, khususnya Pondok Pesantren merupakan bagian integrasi proses kaderisasi umat manusia seiring
dengan perkembangan zaman. Sistem pembelajaran Pondok Pesantren di Indonesia
pada intinya adalah untuk mengembangkan kecerdasan anak bangsa dan mengimplementasikan
pembangunan manusia seutuhnya. Kehadiran Pondok Pesantren di bumi pertiwi ini,
tidak dapat dilepaskan dari umat (bangsa) Indonesia yang peduli akan sistem
pendidikan Pondok Pesantren.
Dalam
sejarah kehidupan bangsa Indonesia, Pondok Pesantren yang pertama kali
didirikan oleh Syekh Malik Ibrahim lima abad lampau, merupakan benteng kekuatan
bangsa, khususnya umat Islam, baik pada zaman penjajahan, maupun setelah Indonesia
merdeka. Eksistensi Pondok Pesantren dalam sejarahnya, telah mengukir
sejarah panjang yang gemilang dan
tercatat sebagai satu sistem kaderisasi umat untuk mencerdaskan bangsa yang relegius,
sehingga pada gilirannya santri-santri Pondok Pesantren akan mengukir sejarah
dengan tinta emas dan meraih kejayaannya kembali, meskipun pada masa terjadinya
pertarungan serius antara umat Islam dengan musuh-musuhnya.
Di
saat pengaruh negatif globalisasi menimpa umat Islam di dunia, khususnya di Indonesia,
akan selau ada dua pertarungan dahsyat, yaitu antara pembela kebenaran dengan
pembela kebathilan, antara penegak keadilan dengan penegak kedhaliman, antara
yang cinta tha’a’at dengan yang cinta ma’shiyat. Pada sa’at pertarungan
itu terjadi, santri-santri Pondok Pesantren akan eksis berpihak pada kelompok
umat yang membela kebenaran, dan akan tetap berada di garis terdepan untuk mengantisaipasi
pengaruh global, baik secara regional, nasional maupun Internasional. Keberhasilan
sistem pendidikan Pondok Pesantren dalam mendidik umat untuk meraih kemenangan
suatu bangsa khususnya di Indonesia, sudah teruji kemampuannya, baik dibidang pendidikn,
ekonomi, politik, keamanan, kebudayaan dan lain sebagainya. Bahkan kemerdekaan
negar RI dari jeratan penjajah, tak dapat dilupakan jasa kaum santri dan Kyai
yang telah bahu membahu mengusir para penjajah dari negeri tercinta ini.
B. Sejarah Pendidikan Yayasan Pondok Pesantren Al-Badar
Darul Mukhlishien
Jauh sebelum KH. Badruddin Hasyim Subky (pendiri
pesantren Al-Badar) bertempat tinnggal di Cemplang Baru Rt 04/10 Cilendek Barat,
Kota Bogor. Ia telah becita-cita membangun dan mendirikan Pondok Pesanren,
bahkan rumah (tempat tinggal yang di bangunnya) pernah di rencanakan akan di
jadikan asrama santri (Pondok Pesantren). Untuk mewujudkan rencana pembangunan Pondok
Pesantren banyak mendapat tantangan, namun setelah 8 (delapan) tahun dari
rencananya, pada 27 Rajab 1428 H /pertengahan Agustus 2007 M ia membuka Madrasah
Diniyah Gratis sebagai awal pendirian Pondok Pesantren bagi anak-anak yatim dan
anak kurang mampu. Lembaga yang ia dirikan diberi nama Lembaga Pendidikan
Islam Pondok Pesantren Darul Mukhlishien (tempat orang-orang ikhlash).
Diwaktu pembukaan Madrasah Diniyah Gratis, pernah meminjam
Mushola di Rt. 04/10 Kelurahan Cilendek Barat, Kota Bogor. Ketika pendidikan Madrasah
Diniyah didirikan, direspon positif oleh masyarakat, sehingga di awal
pembukaannya, menerima murid baru berjumlah 59 (Lima puluh sembilan) orang. Namun dalam
proses belajar-mengajarnya, mendapat beberapa kendala dan kesulitan, karena
anak-anak Madrasah Diniyah yang belajar di mushola, selain berdesak-desakan, menggangu
masyarakat yang mau melaksanakan shalat berjamaah ashar, juga sering mengotori
tempat ibadah. Dan untuk memurnikan tempat ibadah itu, maka anak-anak Madrasah
Diniyah di pindahkan kerumah KH.Badruddin Hsubky sambil menunggu proses pembangunan Gedung Madrasah dan Pondok Pesantren.
Badruddin
bertambah yakin akan hadirnya Pondok Pesantren di Cemplang Baru, setelah beberapa hari mengajar dan melihat
perkembangan anak-anak di Madrasah Diniyah. Proses belajar mengajar anak-anak
di Madrasah Diniyah dipandang kurang efektif, karena setelah mereka belajar di
Madrasah, kemudian pulang kerumah masing-masing, sehingga dikhawatirkan hasil
pendidikan Madrasah kurang maksimal.
Setelah
berupaya maksimal mencari dana selama 8 (delapan) bulan (Rajab sampai akhir
Shafar 1429 H) untuk pembangunan Madrasah Diniyah dan Pondok Pesantren dengan
teman-temannya yang mempunyai visi dan misi yang sama, maka wujudlah sebuah
banguan permanen untuk Madrasah. Berkat usaha keras pendiri pesantren dan teman
sperjuangannya maka pada hari Ahad 1 Maulid 1429 H/ 9 Maret 2008 M diresmikan
Madrasah Diniyah di atas tanah 100 m2. Pada saat peresmian gedung Madrasah itu
juuga dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Aula dan Asrama Pondok
Pesantren Darul Mukhlishien di atas tanah seluas 214 m2. Peletakan batu pertama
dilakukan oleh tokoh masyarakat dan para ulama sekitar Cemplang Baru. Walikota Bogor
(Drs. H. Diani Budiarto, M.SI.) dan Ketua DPRD Kota Bogor (Drs. H. Tatang
Mukhtar) ikut hadir dan melaletakan batu pertama dalam acara tersebut.
Setelah
satu tahun pesantren Darul Mukhlishien berjalan, tantangan, ritangan dan kendalapun
mulai muncul dan saling berganti. Bahkan beberapa oknum yang semula mendukung berubah, mereka memaksa
dan mengintimidasi masyarakat agar memberi mosi tidak percaya kepada pesantren
Darul Mukhlishein. Mereka menolak kahadiran
pesantren hanya karena pesantren memasang pengeras suara. Mereka
melarang berbagai kegiatan di pesantren. Pesantren Darul Mukhlishien dilarang mengadakan
pengajian, meskipun sumbernya Quran Hadits, tidak boleh adzan, dan tidak boleh melaksanakan
shalat berjama’ah di pesantren. Mereka menganggap kegiatan pesantren Darul
Mukhlishien ilegal dan arogan. Dan banyak lagi tantangan-tantangan lainnya.
Namun berkat ketabahan dan kesabaran para pengurus, para santri dan para simpatisan,
khususnya pimpinan pesantren, maka pesantren Darul Muhlishien tetap eksis dan istiqamah
menjalankan misinya serta terus berjalan sebagai mestinya. Berbagai tantangan
pun, sedikit demi sedikit menghilang dan
akhirnya punah. Ketika terjadi persitiwa
klabu di pesantren Darul Mukhlishien itu secara kwantitatif tidak seimbang. Pimpinan
pesantren, dewan guru, pengurus dan santri yang jumlahnhya hanya sedikit, berhadapan
dengan oknum masyarakat (preman) yang sangat banyak (diperkirakan jumlahnya
sekitar 70 orang). Kejadian klabu itu, bagaikan persitiwa yang terjadi diperang
Badar. Diperang Badar Rasulullah saw dibantu para shahabat hanya berjumlah 300
orang berhadapan dengan kaum kafir kurasy yang julmlahnya 3000 orang, namun perang
Badar dimenangkan pihak kaum muslimin di bawah kepemimpinan Rasulullah saw. Karena
ada kemiripan sejarah, maka Pesantren Darul Mukhlishien pun berubah (ditambah) namanya
menjadi “Pesantren Al-Badar Darul Mukhlishien”.
Dalam
perkembangan pembangunan dan pengembangan
pendidikannya, Pesantren Al-Badar Darul
Mukhlishien mendapat kepercayaan wakaf tanah dari keluarga Bapak Nurdin Murod
(alm) seluas 1200 m2 sebelahnya berdiri sebuah Masjid megah seluas
450 m2 di kampung Rahayu Desa/Kec Ciampea, Kabupaten Bogor. Di lokasi
ini insya Allah akan dibangun Pondok Pesantren Al-Badar Darul Mukhilshien II. Pada
perkembangan berikutnya Pesantren Al-Badar mendapat wakaf tanah seluas 8000 m2
dari kelauraga Haji Tata Ciampea Bogor, serta tanah wakaf 2500 m2 dari
kelauraga H. Bukhari, Ciputih Dramaga, Bogor.
Dari
perjalanan Pesantren Al-Badar Darul Mukhlishien yang penuh tantangan ini,
diharapkan anak didik (para santrinya) dapat memproleh ilmu ke-Islaman dan
keimanan yang mendalam, sehingga mereka mampu menangkal pengaruh negatif arus
globalisasi. Para santri di pesantren ini
diharapkan menjadi anak-anak bangsa yang dapat membela agama, nusa dan bangsa, serta
menjadi ulama tafaqquh piddin (memperdalam agama). Yaitu menjadi ulama
yang senantiasa membela Islam dan umatnya untuk menuju ridha Allah swt.
Dalam
perkembangan berikutnya, pada tanggal 30
Agustus 2010 M berdiri Yayasan Pesantren Al-Badar Darul Mukhlishien, (disingkat
Yayasan Al-Badar) Nomor: AHU.3667.AH.01.04.Tahun. 2010 . Akta Nomor 03 tanggal
18 Juni 2010 dibuat oleh Notaris Mauludin SH.M.Kn.
C. Visi, Misi Dan Tujuan Yayasan Pesantren Al-Badar
Darul Mukhlishein
1.Visi
Yayasan Pesantren Al-Badar
menjadi salah satu pondok pesantren yang mendapat pengakuan masyarakat
dunia yang diridhai Allah SWT.
2.Misi
a. Mendidik dan mengembangkan ilmu ke-Islaman yang telah
dirintis para ulama salafush-shalih, memperdalam Quran, Sunnah dan kitab-kitab
berbahasa Arab serta kaidahnya, melalui Pesantren Salafy,Taahfidzul-Quran dan
Ma’had ’Aly.
b. Mendidik dan membina kader umat masa depan yang
berwawasan ke-Islaman, khususnya bagi anak-anak kurang mampu, melalui
pendidikan terpadu (formal dan nonformal).
c. Mendidik dan membina anak-anak putus sekolah, melalui
program khusus (pelatihan & keterampilan).
d. Mendidik dan melatih mental spiritual
masyarakat lingkar pesantren, melalui program Majlis Ta’lim.
e. Mendayagunakan
sumber daya manusia dan sumber daya alam lingkar pesantren, melalui
pengembangan ekonomi kerakyatan BM/BMT dan KOPONTREN.
f. Mengembangkan kerjasama dengan pemerintah, pondok
pesantren dan lembaga-lembaga ke-Islaman lainnya, baik Nasional maupun
Internasional yang mempunyai visi dan misi yang sama dengan Pesantren ”Al-Badar
Darul Mukhlishien”.
3.Tujuan
a. Mencetak santri yang Tafaqquh fiddin (mendalami disiplin ilmu-ilmu
ke-Islaman), menjadi ulama yang ulama dan atau intelektual yang ulama, pemimpin
yang memenuhi kebutuhan masyarakat seiring dengan kemajuan IPTEK & IT.
b. Mempercepat pemahaman, dan pengamalan ilmu
ke-Islaman, dengan menerapkan ilmu amaliyah dan amal ilmiyah
serta memahami perbedaan pendapat sesama muslim, siap beramar ma’ruf nahi
munkar, membela kebenaran, menegakkan al-haq dan berpihak pada keadilan.
c. Memiliki keimanan yang kuat, ta’at beribadah,
berakhlakul karimah, dan memahami ’aiqdah serta ibadah yang sah dan benar
berdasarkan Quran dan Sunnah yang berhaluan ahlusunnah waljama’ah.
d. Memelihara kesehatan mental spiritual dan
meningkatkan keshalehan sosial yang berkelanjutan.
e. Meningkatkan taraf hidup masyarakat, khususnya
lingkar pesantren dengan mengembangkan kerjasama sesama umat.
f. Menjadi
insan mujahid, mujtahid, muaddib dan muta’abid yang tulus
mengabdi kepada Allah SWT untuk meraih ridha-Nya.
D. Jenis Kegiatan Yayasan Pesantren Al-Badar Darul
Mukhlishien I.
- Kajian tafsir hadits dan ilmu keduanya dengan konsentrasi metodologi tafsir Quran. Mengkaji kitab-kitab karya para ulama salafush-shalih (Fikih, Tauhid, Akhlak, Sejarah dan ilmu-ilmu ke-Islaman lainya) melalui pelajaran kaidah bahasa arab praktis (nahwu, sharaf, balaghah, kaidah ushul fiqih dan kaidah fiqih dll).
- Pengajian ba'da Subuh (Kajian tafsir Quran & -Hadits) (setiap hari kecuali Ahad)
- Pengajian rutin mingguan untuk umum (Sabtu malam) Kajian Tafsir, Hadits dan Tashawuf.
- Pengajian rutin khusus anak-anak remaja putra/i (Sabtu malam)
- Pengajian rutin khusus untuk ibu-ibu (setiap hari Jum’at)
- Madrasah Diniyah Gratis khusus untuk anak-anak yatim dan anak-anak yang kurang mampu (setiap hari kecuali Jum'at)
- Madrasah pra Diniyah Islami (PAUDI) Gratis setiap hari Senin sampai hari Kamis.
- Pengajian sasntri mukim (kajian studi Islam) setiap ba’da shalat berjama’ah lima waktu dan ba’da shalat dhuha, dengan rujukan kitab-kitab karya para ulama salafush-shalih (Pendidikan Pesantren Salafy).
- Kursus bahasa arab, ingris, matematika dan komputer.
- Pelatihan da’i dan khatib serta latihan muhadharah.
- Pelatihan keterampilan bagi anak-anak putus sekolah.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus