Senin, 13 April 2015

SEJARAH PONDOK



A. Muqaddimah
            Pendidikan Islam, khususnya Pondok Pesantren merupakan bagian  integrasi proses kaderisasi umat manusia seiring dengan perkembangan zaman. Sistem pembelajaran Pondok Pesantren di Indonesia pada intinya adalah untuk mengembangkan kecerdasan anak bangsa dan mengimplementasikan pembangunan manusia seutuhnya. Kehadiran Pondok Pesantren di bumi pertiwi ini, tidak dapat dilepaskan dari umat (bangsa) Indonesia yang peduli akan sistem pendidikan Pondok Pesantren.  
            Dalam sejarah kehidupan bangsa Indonesia, Pondok Pesantren yang pertama kali didirikan oleh Syekh Malik Ibrahim lima abad lampau, merupakan benteng kekuatan bangsa, khususnya umat Islam, baik pada zaman penjajahan, maupun setelah Indonesia merdeka. Eksistensi Pondok Pesantren dalam sejarahnya, telah mengukir sejarah  panjang yang gemilang dan tercatat sebagai satu sistem kaderisasi umat untuk mencerdaskan bangsa yang relegius, sehingga pada gilirannya santri-santri Pondok Pesantren akan mengukir sejarah dengan tinta emas dan meraih kejayaannya kembali, meskipun pada masa terjadinya pertarungan serius antara umat Islam dengan musuh-musuhnya.
            Di saat pengaruh negatif globalisasi menimpa umat Islam di dunia, khususnya di Indonesia, akan selau ada dua pertarungan dahsyat, yaitu antara pembela kebenaran dengan pembela kebathilan, antara penegak keadilan dengan penegak kedhaliman, antara yang cinta tha’a’at dengan yang cinta ma’shiyat. Pada sa’at pertarungan itu terjadi, santri-santri Pondok Pesantren akan eksis berpihak pada kelompok umat yang membela kebenaran, dan akan tetap berada di garis terdepan untuk mengantisaipasi pengaruh global, baik secara regional, nasional maupun Internasional. Keberhasilan sistem pendidikan Pondok Pesantren dalam mendidik umat untuk meraih kemenangan suatu bangsa khususnya di Indonesia, sudah teruji kemampuannya, baik dibidang pendidikn, ekonomi, politik, keamanan, kebudayaan dan lain sebagainya. Bahkan kemerdekaan negar RI dari jeratan penjajah, tak dapat dilupakan jasa kaum santri dan Kyai yang telah bahu membahu mengusir para penjajah dari negeri tercinta ini.

B. Sejarah Pendidikan Yayasan Pondok Pesantren Al-Badar Darul Mukhlishien
            Jauh  sebelum KH. Badruddin Hasyim Subky (pendiri pesantren Al-Badar) bertempat tinnggal di Cemplang Baru Rt 04/10 Cilendek Barat, Kota Bogor. Ia telah becita-cita membangun dan mendirikan Pondok Pesanren, bahkan rumah (tempat tinggal yang di bangunnya) pernah di rencanakan akan di jadikan asrama santri (Pondok Pesantren). Untuk mewujudkan rencana pembangunan Pondok Pesantren banyak mendapat tantangan, namun setelah 8 (delapan) tahun dari rencananya, pada 27 Rajab 1428 H /pertengahan Agustus 2007 M ia membuka Madrasah Diniyah Gratis sebagai awal pendirian Pondok Pesantren bagi anak-anak yatim dan anak kurang mampu. Lembaga yang ia dirikan diberi nama Lembaga Pendidikan Islam Pondok Pesantren Darul Mukhlishien (tempat orang-orang ikhlash).
          Diwaktu pembukaan  Madrasah Diniyah Gratis, pernah meminjam Mushola di Rt. 04/10 Kelurahan Cilendek Barat, Kota Bogor. Ketika pendidikan Madrasah Diniyah didirikan, direspon positif oleh masyarakat, sehingga di awal pembukaannya, menerima murid baru berjumlah 59 (Lima puluh sembilan) orang. Namun dalam proses belajar-mengajarnya, mendapat beberapa kendala dan kesulitan, karena anak-anak Madrasah Diniyah yang belajar di mushola, selain berdesak-desakan, menggangu masyarakat yang mau melaksanakan shalat berjamaah ashar, juga sering mengotori tempat ibadah. Dan untuk memurnikan tempat ibadah itu, maka anak-anak Madrasah Diniyah di pindahkan kerumah KH.Badruddin Hsubky sambil menunggu proses  pembangunan Gedung Madrasah dan Pondok Pesantren.
            Badruddin bertambah yakin akan hadirnya Pondok Pesantren di Cemplang Baru,  setelah beberapa hari mengajar dan melihat perkembangan anak-anak di Madrasah Diniyah. Proses belajar mengajar anak-anak di Madrasah Diniyah dipandang kurang efektif, karena setelah mereka belajar di Madrasah, kemudian pulang kerumah masing-masing, sehingga dikhawatirkan hasil pendidikan Madrasah kurang maksimal.
            Setelah berupaya maksimal mencari dana selama 8 (delapan) bulan (Rajab sampai akhir Shafar 1429 H) untuk pembangunan Madrasah Diniyah dan Pondok Pesantren dengan teman-temannya yang mempunyai visi dan misi yang sama, maka wujudlah sebuah banguan permanen untuk Madrasah. Berkat usaha keras pendiri pesantren dan teman sperjuangannya maka pada hari Ahad 1 Maulid 1429 H/ 9 Maret 2008 M diresmikan Madrasah Diniyah di atas tanah 100 m2. Pada saat peresmian gedung Madrasah itu juuga dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Aula dan Asrama Pondok Pesantren Darul Mukhlishien di atas tanah seluas 214 m2. Peletakan batu pertama dilakukan oleh tokoh masyarakat dan para ulama sekitar Cemplang Baru. Walikota Bogor (Drs. H. Diani Budiarto, M.SI.) dan Ketua DPRD Kota Bogor (Drs. H. Tatang Mukhtar) ikut hadir dan melaletakan batu pertama dalam acara tersebut.
            Setelah satu tahun pesantren Darul Mukhlishien berjalan, tantangan, ritangan dan kendalapun mulai muncul dan saling berganti. Bahkan beberapa oknum  yang semula mendukung berubah, mereka memaksa dan mengintimidasi masyarakat agar memberi mosi tidak percaya kepada pesantren Darul Mukhlishein. Mereka menolak kahadiran pesantren hanya karena pesantren memasang pengeras suara. Mereka melarang berbagai kegiatan di pesantren. Pesantren Darul Mukhlishien dilarang mengadakan pengajian, meskipun sumbernya Quran Hadits, tidak boleh adzan, dan tidak boleh melaksanakan shalat berjama’ah di pesantren. Mereka menganggap kegiatan pesantren Darul Mukhlishien ilegal dan arogan. Dan banyak lagi tantangan-tantangan lainnya. Namun berkat ketabahan dan kesabaran para pengurus, para santri dan para simpatisan, khususnya pimpinan pesantren, maka pesantren Darul Muhlishien tetap eksis dan istiqamah menjalankan misinya serta terus berjalan sebagai mestinya. Berbagai tantangan pun,  sedikit demi sedikit menghilang dan  akhirnya punah. Ketika terjadi persitiwa klabu di pesantren Darul Mukhlishien itu secara kwantitatif tidak seimbang. Pimpinan pesantren, dewan guru, pengurus dan santri yang jumlahnhya hanya sedikit, berhadapan dengan oknum masyarakat (preman) yang sangat banyak (diperkirakan jumlahnya sekitar 70 orang). Kejadian klabu itu, bagaikan persitiwa yang terjadi diperang Badar. Diperang Badar Rasulullah saw dibantu para shahabat hanya berjumlah 300 orang berhadapan dengan kaum kafir kurasy yang julmlahnya 3000 orang, namun perang Badar dimenangkan pihak kaum muslimin di bawah kepemimpinan Rasulullah saw. Karena ada kemiripan sejarah, maka Pesantren Darul Mukhlishien pun berubah (ditambah) namanya menjadi “Pesantren Al-Badar Darul Mukhlishien”.
            Dalam perkembangan  pembangunan dan pengembangan pendidikannya,  Pesantren Al-Badar Darul Mukhlishien mendapat kepercayaan wakaf tanah dari keluarga Bapak Nurdin Murod (alm) seluas 1200 m2 sebelahnya berdiri sebuah Masjid megah seluas 450 m2 di kampung Rahayu Desa/Kec Ciampea, Kabupaten Bogor. Di lokasi ini insya Allah akan dibangun Pondok Pesantren Al-Badar Darul Mukhilshien II. Pada perkembangan berikutnya Pesantren Al-Badar mendapat wakaf tanah seluas 8000 m2 dari kelauraga Haji Tata Ciampea Bogor, serta tanah wakaf 2500 m2 dari kelauraga H. Bukhari, Ciputih Dramaga, Bogor.
            Dari perjalanan Pesantren Al-Badar Darul Mukhlishien yang penuh tantangan ini, diharapkan anak didik (para santrinya) dapat memproleh ilmu ke-Islaman dan keimanan yang mendalam, sehingga mereka mampu menangkal pengaruh negatif arus globalisasi. Para santri di pesantren ini diharapkan menjadi anak-anak bangsa yang dapat membela agama, nusa dan bangsa, serta menjadi ulama tafaqquh piddin (memperdalam agama). Yaitu menjadi ulama yang senantiasa membela Islam dan umatnya untuk menuju ridha Allah swt.
            Dalam perkembangan berikutnya, pada  tanggal 30 Agustus 2010 M berdiri Yayasan Pesantren Al-Badar Darul Mukhlishien, (disingkat Yayasan Al-Badar) Nomor: AHU.3667.AH.01.04.Tahun. 2010 . Akta Nomor 03 tanggal 18 Juni 2010 dibuat oleh Notaris Mauludin SH.M.Kn.

C. Visi, Misi Dan Tujuan Yayasan Pesantren Al-Badar Darul Mukhlishein
1.Visi
      Yayasan Pesantren Al-Badar menjadi salah satu pondok pesantren yang mendapat pengakuan masyarakat dunia yang diridhai Allah SWT.

2.Misi
a. Mendidik dan mengembangkan ilmu ke-Islaman yang telah dirintis para ulama salafush-shalih, memperdalam Quran, Sunnah dan kitab-kitab berbahasa Arab serta kaidahnya, melalui Pesantren Salafy,Taahfidzul-Quran dan Ma’had ’Aly.
b. Mendidik dan membina kader umat masa depan yang berwawasan ke-Islaman, khususnya bagi anak-anak kurang mampu, melalui pendidikan terpadu (formal dan nonformal).
c. Mendidik dan membina anak-anak putus sekolah, melalui program khusus (pelatihan & keterampilan).
d. Mendidik dan melatih mental spiritual masyarakat lingkar pesantren, melalui program Majlis Ta’lim.
e. Mendayagunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam lingkar pesantren, melalui pengembangan ekonomi kerakyatan BM/BMT dan KOPONTREN.
f. Mengembangkan kerjasama dengan pemerintah, pondok pesantren dan lembaga-lembaga ke-Islaman lainnya, baik Nasional maupun Internasional yang mempunyai visi dan misi yang sama dengan Pesantren ”Al-Badar Darul Mukhlishien”.

3.Tujuan
a. Mencetak santri yang Tafaqquh fiddin (mendalami disiplin ilmu-ilmu ke-Islaman), menjadi ulama yang ulama dan atau intelektual yang ulama, pemimpin yang memenuhi kebutuhan masyarakat seiring dengan kemajuan IPTEK & IT.
b. Mempercepat pemahaman, dan pengamalan ilmu ke-Islaman, dengan menerapkan ilmu amaliyah dan amal ilmiyah serta memahami perbedaan pendapat sesama muslim, siap beramar ma’ruf nahi munkar, membela kebenaran, menegakkan al-haq dan berpihak pada keadilan.
c. Memiliki keimanan yang kuat, ta’at beribadah, berakhlakul karimah, dan memahami ’aiqdah serta ibadah yang sah dan benar berdasarkan Quran dan Sunnah yang berhaluan ahlusunnah waljama’ah.
d. Memelihara kesehatan mental spiritual dan meningkatkan keshalehan sosial yang berkelanjutan.
e. Meningkatkan taraf hidup masyarakat, khususnya lingkar pesantren dengan mengembangkan kerjasama sesama umat.
f.   Menjadi insan mujahid, mujtahid, muaddib dan muta’abid yang tulus mengabdi kepada Allah SWT untuk meraih ridha-Nya.           

D. Jenis Kegiatan Yayasan Pesantren Al-Badar Darul Mukhlishien I.
  1. Kajian tafsir hadits dan ilmu keduanya dengan konsentrasi metodologi tafsir Quran. Mengkaji kitab-kitab karya para ulama salafush-shalih (Fikih, Tauhid, Akhlak, Sejarah dan ilmu-ilmu ke-Islaman lainya) melalui pelajaran kaidah bahasa arab praktis (nahwu, sharaf, balaghah, kaidah ushul fiqih dan kaidah fiqih dll).
  2. Pengajian ba'da Subuh (Kajian tafsir Quran & -Hadits) (setiap hari kecuali Ahad)
  3. Pengajian rutin mingguan untuk umum (Sabtu malam) Kajian Tafsir, Hadits dan Tashawuf.
  4. Pengajian rutin khusus anak-anak remaja putra/i (Sabtu malam)
  5. Pengajian rutin khusus untuk ibu-ibu (setiap hari Jum’at)
  6. Madrasah Diniyah Gratis khusus untuk anak-anak yatim dan anak-anak yang kurang mampu (setiap hari kecuali Jum'at)
  7. Madrasah pra Diniyah Islami (PAUDI) Gratis setiap hari Senin sampai hari Kamis.
  8. Pengajian sasntri mukim (kajian studi Islam) setiap ba’da shalat berjama’ah lima waktu dan ba’da shalat dhuha, dengan rujukan kitab-kitab karya para ulama salafush-shalih (Pendidikan Pesantren  Salafy).
  9. Kursus bahasa arab, ingris, matematika dan komputer.
  10. Pelatihan da’i dan khatib serta latihan muhadharah.
  11. Pelatihan keterampilan bagi anak-anak putus sekolah.
Pengadakan peantren kilat dan pengajian khusus (pengajian pasaran)

1 komentar: